Bait kedua - Doa permohonan demi kepentingan gereja dan untuk kepentingan person tertentu
Demi
Kepentingan Gereja
“Kami mempersembahkan kepada-Mu, pertama-tama untuk Gereja-Mu yang kudus dan katolik. Semoga Engkau memberikan kepadanya damai, perlindungan, persatuan dan bimbingan di seluruh dunia, bersama hamba-Mu Paus kami …”
Sesudah doa permohonan menerima persembahan, kini permohonan ditujukan untuk kepentingan Gereja dan dunia. Imam memohonkan damai, perlindungan, persatuan dan bimbingan. Mendoakan gereja merupakan ciri khas umat kristian sejak gereja perdana; baik Ritus Barat maupun Ritus Timur. Doa ini menunjukkan perkembangan dan kedalaman iman akan Allah.
Kata katolik dalam doa ini tidak sama boleh
dimengerti sebagai satu isntitusi. Secara
harafiah katolik berarti
berarti umum atau universal, namun dalam doa ini tidak menunjukkan universalitas.
Sebelum Kekristenan menjadi dua yakni:
katolik dan protestan, kata katolik tidak dimengerti sebagai institusi.
Istilah katolik sendiri sudah dikenal sejak abad ke-3 untuk menunjuk Gereja para Rasul yang sedang berjuangan merajut persatuan. Kita ketahui pada
masa itu mulai muncul sekte atau tokoh yang tidak berakar pada ajaran Rasul,
misalnya Nestorius dan Arius.
Kata
katolik ini dipakai untuk
membedakan Gereja para Rasul dari sekte atau aliran tersebut. Istilah itu mengandung
ajaran doktrinal atau ortodoksi (keaslian dan originalitas) ajaran para rasul.
Jadi kata katolik hendak menunjukkan kesatuan Gereja para Rasul, ajaran yang benar (ortodoksi ajaran para rasul)
dan membedakan mereka
dari sekte lain.
Di dalam bait ini imam memohonkan: damai, perlindungan, persatuan dan bimbingan kepada seluruh dunia. Dalam teks Latin dipakai “custodire
berarti perlindungan, pacificare
artinya menciptakan kedamaian.
Damai yang dimaksud adalah keseluruhan berkat Allah yang mendatangkan kesejahteraan
dan damai mesianis; damai yang mengalir dari keselamatan di dalam Kristus. Berkat messianis ini ditujukan kepada seluruh dunia.
DSA
I menyebutkan paus, para uskup, dan “semua orang yang menjaga dan menumbuhkan iman katolik”. Siapakah yang dimaksud dengan orang yang beriman secara ortodok
yang menjaga iman katolik dan
apostolik? Ada
yang berpendapat bahwa mereka itu adalah para uskup dalam kesatuannya dengan uskup di
Roma, ada yang mengatakan semua umat beriman yang telah dibaptis.
Selain
mendoakan gereja, mendoakan orang-orang yang mengabdikan dirinya bagi gereja merupakan tradisi kekristenan. Para uskup bertugas
untuk memelihara kesatuan umat
beriman dan mengajarkan iman yang benar.
Kesatuan iman dan kesatuan para uskup menunjukkan
kesatuan gereja. Mengajar dan memelihara iman sangat penting bagi kesatuan dan kelanggengan gereja. Hal itu sudah disadari sejak perkembangan awal gereja. Kesatuan gereja di bawah bimbingan para Uskup
sudah mendapat perhatian sejak awal perkembangan kekristenan. Jadi yang dimaksud dengan ”semua orang
yang menjaga dan menumbuhkan iman katolik” para pemimpin gereja Paus dan para
uskup dan semua orang yang berjuang untuk persatuan dan kesejahteraan gereja.
Sampai
abad ke-5 gelar paus sinonim dengan uskup. Artinya frase “paus kami” praktisnya sama dengan menyebut “uskup kami”
di dalam wilayah atau keuskupan masing-masing. Sejak abad ke-6 gelar paus dikhususkan bagi Uskup Roma.
Sejak itu paus disebutkan pada urutan pertama kemudian uskup lokal.
Demi Kepentingan Person Tertentu
“Ingatlah ya
Tuhan, akan hamba-hamba-Mu …. yang meminta doa
kami, dan semua orang yang berhimpun di sini”
Pada
bait kedua secara khusus diberi ruang untuk mendoakan person secara khusus, yaitu orang yang meminta doa, kemudian umat yang berhimpun dan imam sendiri.
Pada
awal perkembangan kekristenan, ada kebiasaan
untuk mencatat nama
orang yang akan didoakan dalam
perayaan ekarsiti. Nama itu dicatat dalam buku khusus disebut dyptiks (Yunani). Menulis nama dalam dytiks
merupakan satu bentuk pengakuan
publik terhadap militansi atau ortodoksi iman orang tersebut. Tradisi ini masih diteruskan dalam Ritus Timur, terutama Eropa Timur.
“Perhatikanlah
hamba-hamba-Mu”;
hamba (latin: famula artinya hamba atau pelayan. DSA memakai istilah yang biasa dipergunakan dalam keluarga. Dalam teks disebutkan bahwa Allah mengenal iman mereka,
yakni hamba-hamba itu; pelayan yang
beriman kuat tentu
dicintai oleh tuannya.
Tujuan doa permohonan adalah untuk “keselamatan jiwa-jiwa” (pro redemptione
animarum suarum), dan untuk “harapan akan keselamatan” (pro spei salutis).
Doa ini mengingatkan kita pada surat Paulus kepada umat di Tessalonika dan di
Roma: “mengenakan senjata iman, kasih dan memakai ketopang pengharapan akan
keselamatan” (1
Tes. 5:8),
“kita diselamatkan dalam pengharapan” (Rm.8:24).
Kalimat
“bagi mereka kurban ini kami persembahkan
kepada-Mu” ditambahkan
sekitar abad ke-9. Ide
dasarnya adalah seseorang
memperoleh keselamatan dari perayaan ekaristi, meskipun dia tidak hadir,
tetapi dia harus meminta
doa kepada imam.
Inilah cikap bakal praktek
intensi misa.
No comments:
Post a Comment