Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah clan Firman itu adalah Allah ... Segala sesuatu dijadikan oleh Dia ... Firman itu telah menjadi manusia clan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:1,3,14).
Madah pembuka Injil Yohanes ini memang anggun clan mampu menguak sebersit misteri Sabda Allah yang sesungguhnya tak terselami selurnhnya oleh pikiran manusia yang terbatas. Dan kita pun ingat akan misteri kekuatan Firman Allah yang dilukiskan pada awal kitab Kejadian. Cerita penciptaan semesta alam clan manusia itu lengkap clan indah karena daya kekuatan yang dasyat dari Firman Tuhan. Allah berfirman ... maka jadilah demikian: terang, cakrawala, darat clan laut, tumbuh tumbuhan, penerang siang clan malam, segala jenis binatang dalam air clan di udara, binatang melata di bumi clan manusia (Kej 1 :3-29; 2:18). Allah berfirman maka semuanya terjadi. Dan Allah melihat bahwa semuanya baik adanya.
Firman Tuhan amat agung clan berdaya kekuatan amat dasyat. Firman Allah yang sama ini sebenarnya sedang kita alami dalam hidup manusia dan dunia. HIdup ini akan sangat terganggu bila kita semua berhenti mendengar, berhenti berbicara, berhenti membaca clan menulis, berhenti berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Untuk hidup clan kebahagiaan yang lebih sempurna kita butuh komunikasi antara kita manusia clan antara kita dengan Allah. Hal ini secara nyata clan historis telah terjadi ketika Sang Sabda menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Ia tinggal di antara kita untuk memulihkan hubungan kita dengan Tuhan clan sesama sebagai ciptaan baru.
Ketika kita merayakan liturgi, khususnya berpartisipasi dalam Llturgi Sabda, peristiwa inkarnasi (Sabda Allah menjadi manusia) kembali kita alami. Kita kembali menjadi sadar akan pentingnya peran Sabda Allah sebagai sumber hidup. Kita hidup bukan hanya dari roti (makan clan minum) tetapi juga dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Pada waktu kita mendengarkan lektor clan diakon/imam yang membacakan Sabda Allah dalam Perayaan Ekaristi, Allah sungguh-sungguh hadir clan memperdengarkan suara-Nya kepada kita. Allah memaklumkan Firman clan menyatakan kehendak-Nya untuk mencipta kita secara barn. Dalam Perayaan Ekaristi kita sungguh dikenyangkan oleh Firman Allah dari meja Sabda, clan bukan hanya oleh santapan Tubuh clan Darah Yesus Kristus.
Setelah dikenyangkan dengan santapan Firman Tuhan, kita diteguhkan untuk mengenyangkan lebih banyak orang dengan menjadi "orang utusan" (misionaris), yaitu pewarta clan saksi Sabda Allah dalam hidup harian. Upaya-upaya memahami clan merayakan Ekaristi secara barn agar dapat membentuk cara hidup barn dengan kebiasaan-kebiasaan yang lebih positif tak mungkin terlepas dari upaya menyadari pentingnya peran Sabda Allah yang kita alami dalam perayaan. Maka TPE 2005 hanya akan sungguh bermakna "barn", bila kita memanfaatkannya untuk membentuk kebiasaan barn yang lebih positif terhadap Firman Allah. Tidak hanya dalam sikap ritual, tetapi terntama dalam sikap hidup yang diresapi oleh Firman itu. Dengan demikian, hidup kita secara keseluruhan menjadi lebih "vokal", clan bukan hanya di mulut saja.
No comments:
Post a Comment