Motu Proprio Paus Fransiskus
7 Mei 2019
Kejahatan penyalahgunaan seksual melukai Tuhan kita, menyebab-kan kerusakan fisik, psikologis dan spiritual bagi korban, dan merugikan komunitas orang beriman. Agar semua gejala ini dalam segala bentuknya tidak terjadi lagi, diperlukan pertobatan hati yang terus-menerus dan mendalam, yang dibuktikan dengan tindakan nyata dan efektif, yang melibatkan setiap orang dalam Gereja, sehingga kekudusan pribadi dan komitmen moral dapat mendukung untuk mengembangkan kredibilitas yang penuh dari warta Injil dan efektivitas misi Gereja. Hal ini menjadi mungkin hanya dengan rahmat Roh Kudus yang dicurahkan ke dalam hati, sebagaimana selalu kita harus ingat kata-kata Yesus: “Terpisah daripada-Ku kamu tidak dapat melakukan apa pun” (Yoh 15:5). Seandainya juga begitu banyak hal telah dilakukan, kita tetap harus belajar terus dari pelajaran-pelajaran pahit masa silam, untuk memandang masa depan dengan harapan.
Tanggung jawab ini jatuh terutama pada pengganti para Rasul, yang dipilih Allah menjadi pemimpin pastoral umat-Nya dan menuntut dari mereka komitmen untuk mengikuti secara lebih dekat jalan Sang Guru Ilahi. Justru karena alasan pelayanan mereka, “sebagai Wakil dan Utusan Kristus, mereka memerintah Gereja partikular yang dipercayakan kepada mereka dengan nasihat, ajakan, teladan, bahkan dengan otoritas dan kuasa, yang tentunya mereka gunakan hanya untuk pembangunan umat Allah dalam kebenaran dan kekudusan, dengan tetap memperhatikan bahwa dia yang lebih besar harus menjadi lebih kecil dan yang sebagai pemimpin menjadi pelayan” (Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatik Lumen Gentium, 27). Apa yang secara lebih dekat menjadi perhatian para pengganti para Rasul menjadi perhatian juga bagi semua yang dalam berbagai cara menerima pelayanan dalam Gereja atau mengucapkan nasihat-nasihat injili atau yang dipanggil untuk melayani orang-orang Kristiani. Karena itu, adalah baik apabila ada prosedur yang digunakan secara universal untuk mencegah dan melawan kejahatan ini, yang mengkhianati keperca-yaan orang beriman.
Saya menghendaki bahwa komitmen ini dilaksanakan dalam cara yang sepenuhnya gerejawi, sehingga dapat menyatakan komunio yang membuat kita tetap satu, saling mendengarkan dan terbuka akan sumbangan mereka yang peduli secara mendalam akan proses pertobatan ini.
No comments:
Post a Comment